Kabar soal wafatnya warga Indonesia di Suriah muncul lagi. Kali ini
datang dari Sumbermulyo, Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Orang
itu adalah Salim Rosyidi. Kabarnya dia bergabung dengan Negara Islam
Irak dan Suriah (ISIS). Konon dia tewas saat bertempur di Suriah pada
Mei 2015. Adik Salim, H, membenarkan kakaknya berangkat ke Suriah pada
Oktober 2014.
"Kabar meninggal itu saya terima dari istri mas Salim, sudah lama," kata H kepada wartawan saat ditemui di rumahnya, Rabu lalu.
H
mengatakan, secara terbuka Salim berpamitan kepada orangtua sebelum
berangkat ke Suriah. Namun, saat itu orangtuanya tidak mengizinkan.
"Tapi istrinya membolehkan. Setelah itu tetap berangkat ke Suriah," ujar H.
Salim
lahir pada 12 November 1988. Dia menikah dengan Ulfa Sholihah pada 2010
lalu dan dikaruniai dua anak. Pada Mei 2015, keluarga kehilangan kontak
dengan Salim. Tak selang berapa lama, istri Salim memberitahukan kepada
keluarga suaminya tewas di Suriah.
"Tidak tahu sebab meninggalnya kenapa. Kami tidak dapat informasi itu," ucap H.
Sebelum
wafat, Salim kabarnya kerap memberi kabar kepada keluarganya melalui
pesan Whatsapp. Menurut H, Salim berangkat ke Suriah pada Oktober 2014.
Setelah sampai di Suriah, Salim memberi kabar dia sampai dengan selamat.
"Waktu sampai, kirim kabar kalau di sana sampai dengan selamat. Kirim kabarnya ke istrinya," imbuh H.
Lewat
pesan singkat itu, Salim memberitahu rute perjalanannya dari Indonesia
ke Suriah. Salim berangkat menggunakan pesawat dari Jakarta ke Thailand. Selanjutnya dari Negeri Gajah Putih itu dia terbang ke Turki.
"Dari Turki baru setelah itu menempuh jalur darat ke Suriah. Sampai sana juga kasih kabar kalau sehat," tambah H.
Setelah
beberapa bulan di Suriah, Salim sempat tidak berkirim kabar selama dua
pekan. Namun, setelah itu dia kembali membalas pesan singkat
keluarganya.
"Dia itu rajin mengirimkan pesan terkait keselamatannya. Dia beberapa kali mengirimkan pesan lewat WA ke saya," kata H.
Setelah Mei 2015, H mengaku sudah tidak pernah mendapat kabar dari Salim. Setelah itu Ulfa, istri Salim, memberi berita suaminya sudah meninggal.
Meski begitu, keluarga punya kenangan lain soal sosok Salim. H
menceritakan, Salim dikenal nakal semasa Sekolah Menengah Atas. Bahkan,
lanjut dia, nama kakaknya sempat tenar di ajang balap jalanan di Bantul.
"Saat masih SMP dan SMA, mas Salim itu nakal, bahkan suka balapan liar," ujar H.
Meski
begitu, lanjut H, selepas lulus SMA, perangai Salim berubah. Dia
memilih bergabung dengan salah satu organisasi massa Islam garis keras
di Yogyakarta. Hal itu membuat keluarga dan teman-teman Salim heran.
"Teman-temannya kaget mas Salim berubah begitu. Apalagi setelah tahu bergabung dengan ISIS," ujar H.
Perubahan sikap Salim semakin terlihat ketika dia melanjutkan studi ke Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) di Jakarta. Salim yang dulunya dikenal sebagai orang yang terbuka dan banyak teman, berubah menjadi pendiam dan tertutup.
"Dulu pernah di Gontor sebelum ke Jakarta. Di Jakarta, selain kuliah mas Salim juga ngajar les dan jadi takmir masjid," ucap H.
Salim
kabarnya menyimpan banyak buku mengenai gerakan itu di rumahnya. Namun,
buku-buku itu dibawa pergi oleh Ulfa Sholihah, istri Salim, setelah
mendapat kabar ada tentara yang akan datang ke rumah.
"Tidak
hanya buku, tapi foto-foto mas Salim juga dibawa pergi sama mbak Ulfa.
Memang beberapa hari setelah itu ada TNI yang datang ke rumah mereka,"
lanjut H.
Buku-buku milik Salim semula disimpan di kamar. H mengaku pernah melihat buku-buku itu, tetapi tidak tertarik untuk membacanya.
"Sekarang tidak tahu bukunya di mana. Saya sendiri tidak tertarik," ujar H.
Keluarga
menduga Salim mengenal ISIS saat belajar di Jakarta. Pada Oktober 2014,
Salim akhirnya berangkat ke Suriah meninggalkan istri dan dua anaknya,
meski orangtuanya melarang.
"Kami menduga mas Salim jadi berubah dan ikut ISIS waktu di Jakarta. Keluarga sudah ikhlas kalau memang itu benar," tutup H.
Setelah
mendapat kabar kematian Salim, keluarga sempat tidak percaya. Namun
akhirnya mereka menerima kenyataan Salim sudah meninggal.
"Keluarga sudah ikhlas, sudah merelakan kepergian mas Salim," tambah H.
Meski
begitu pihak keluarga, khususnya Ibu Salim, tidak sanggup menyebarkan
kabar itu kepada tetangga mereka. H akhirnya yang memberitahukan kepada
tetangga dan keluarga besar jika Salim mangkat di Suriah.
"Sekarang sudah tahu, kami sekeluarga sudah mengikhlaskan," tutup H.
0 komentar:
Post a Comment